Semenjak gue kecil, gue sangat mengidolakan nyokap.
Nyokap adalah seorang wanita yang mandiri, yang tidak selalu bergantung pada bokap atau siapapun.
Dan tentu saja, gue pingin banget jadi seperti nyokap gue.
Di masa SMP, gue bercita - cita menjadi seorang psikolog, alasannya karena gue seneng banget mengenali kepribadian seseorang terutama diri gue sendiri. Tapi cita - cita gue musnah begitu saja ketika nyokap tidak menyetujui keinginan gue itu.
Tapi gue ga menyerah, gue tetap berpegang teguh pada pendirian gue.
Seiring berjalannya waktu, cita - cita gue menjadi psikolog pun hilang dengan sendirinya.
Pencarian jati diri dimulai.
Gue belajar mengenal diri gue sendiri, apa yang gue bisa, apa yang gue suka.
Karena kata nyokap, kalo kita bekerja sesuai dengan apa yang kita sukai, kita pasti menikmati pekerjaan itu.
Sampailah di penghujung tahun ajaran gue di SMA, dimana gue sudah harus mencari universitas untuk melanjutkan pendidikan gue.
Pas lagi edufair di sekolah gue, gue dan nyokap mengunjungi salah satu stand universitas di Bandung.
Gue dikasih beberapa brosur fakultas yang ada di universitas mereka.
Jreng jreng!! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik alias FISIP.
Hmm.. Nampaknya gue tertarik. Dan lo tau apa jurusan yang akan gue ambil? Hubungan International alias HI. Cakep ga sih?
Tapi lagi - lagi cita - cita gue pupus.
Nyokap ga setuju gue ambil jurusan itu.
Gue udah hopeless.
Tiba - tiba nyokap nanya dimana stand Akademi Sekretari yang dia maksud.
Ya, memang sebenarnya dari dulu nyokap berkeinginan masukin gue ke kampus itu.
Tapi setelah difikir - fikir emang gue pingin banget bisa kaya nyokap gue sih.
Nyokap pun menanyakan masalah biaya, masalah perkuliahan disana. Dan.. YA! Keputusan sudah bulat, gue akan melanjutkan pendidikan gue di kampus itu.
Hari demi hari terlewati, tibalah saat test masuk.
Easy lah yah.. Weits! Tunggu dulu. Kok semakin lama, bahasanya jadi bahasa dewa semua. Entah lah.. Gue pasrah dan berserah.
Beberapa minggu kemudian pengumuman pun keluar dan gue dinyatakan berhasil mengikuti test untuk masuk di Akademi Sekretari itu.
Tahap selanjutnya gue cari kost'an bareng temen gue.
Semuanya urusan perkuliahan sudah beres.
Gue hanya tinggal menanti hari - hari baru gue.
Lagi, lagi dan lagi apa yang sudah gue impikan hancur begitu saja.
Kali ini gue benar - benar terpukul.
Karena satu dan lain hal, gue harus mengundurkan diri dari kampus tersebut.
Gue bingung banget harus kuliah dimana, karena waktunya sudah benar - benar mepet, gue ga tau kampus mana yang masih buka pendaftaran.
Ternyata masih ada kampus yang masih buka pendaftaran untuk mahasiswa baru.
Dan pada akhirnya gue nyasar di kampus gue sekarang, kampus yang ga pernah gue minatin untuk melanjutkan pendidikan gue disana.
Gue ga pernah nyangka semuanya bakal seribet ini.
Cita - cita dan harapan gue sempat terpukul jatuh.
Tapi gue percaya, Tuhan pasti merancangkan yang indah buat masa depan gue, sekalipun di depan mata gue semua terlihat begitu pahit dan menyakitkan.
Yang gue tau sekarang, gue masih punya cita - cita, harapan dan masa depan. Dan semua itu masih perlu perjuangan yang panjang. :)