Bandung? Jogja? Bali? Lampung?
Dengan mendadak dangdut kami memutuskan untuk...kami memustukan untuk...yak, setelah yang satu ini!
Ya, kami memutuskan untuk mengisi liburan singkat ini dengan petualangan ke Kota Gudeg alias Djogjakarta.
Dengan ala - ala backpacker, kami pun berangcut!
Satu jam di dalam perjalanan pergi berasa 1000 hari dalam perjalanan.
Rasanya lamaaaaaaaaaa bangeeeeeeeettttttttt...
Dengan penantian panjang pun akhirnya kami tiba di TKP.
Hari pertama, kami diculik M.I.B alias Agan Iyo ke rumah mbahnya.
Disana, mbah hanya tinggal berdua dengan mbah putri.
Melihat mereka romantis banget jadi inget film UP.
Gue berharap bisa seperti mereka, bisa sampai kakek nenek sama si adam yang masih di awang - awang. ( Curcol nih yeee... )
Dari sana, kami dibawa berkuliner ke The House of Raminten.
Tempatnya yahud, makanannya woke, harganya bersahabat. Worth it banget lah pokoknya!
Setelah perut kenyang, hati senang, kami melanjutkan hari kami dengan bersilahturami pada orang tua angkat kami di Klaten.
Namun karena keterbatasan waktu dan ingatan ( Lupa jalan maksudnya sosodara semua... ), tidak semua orang tua angkat kami kunjungi.
Ya pemirsa, berikut adalah bukti nyata dari bertemunya kembali
seorang anak dengan keluarganya yang sudah lama terpisahkan oleh jarak
dan waktu.
Sugih's fam
Senang sekali melihat beberapa teman melepas rindu dengan orang tua angkatnya.
Walaupun belum bisa temu kangen sama ibu dan bapak di Klaten, semoga mereka tahu bahwa gue kangen bangeeettt sama mereka. Setelah bersilahturami, kami lanjut ngopi areng sembari santap sego kucing di Angkringan Kopi Joss.
Dan destinasi terakhir di hari pertama kami adalah alun - alun.
Disana kami mengelilingi alun - alun dengan menggunakan sepedah yang entah apa namanya, berikut bukti nyata kejadian:
@ alun - alun
Dengan ini, gue nyatakan bahwa hari pertama telah selesai dan sukses dijalankan.
Saatnya tabby berpisah... Saatnya tabby berpisah...
Kukuruyuk~
Wah ternyata sudah pagi lagi... Sugeng enjang, Djogja!
Hari kedua pun datang...
Perjalanan pertama kami di hari kedua ini adalah Ketep, Ketep itu Puncak-nya Jogja.
Disana dapat terlihat jelas seperti apa Gunung Merapi berwujud.
Dari Ketep pun kami melanjutkan perjalanan ke Goa Cereme.
Gue fikir Goa Cereme ga se-extreme yang diceritain, ternyataaa...
Goa Cereme itu goa yang isinya air dan bebatuan yang fantastis. Jadi untuk menelusuri goa tersebut, harus berbasah-basah-ria dalam kegelapan dengan hanya bermodalkan senter.
Dengan gaya berdiri tegak, setengah jongkok, duduk, sikap lilin, sampai gaya khayang, kami berjalan sampai ke ujung jalan keluar.
Dalam goa tersebut ada berbagai macam bebatuan yang konon katanya adalah peninggalan leluhur.
Ada batu berbentuk mirip seperti gajah, ada juga yang mirip seperti kerang.
Penasaran kayak apa? Cekidots!
Penasaran kayak apa? Cekidots!
Setelah hampir 2 jam, akhirnya sampailah kami di pintu keluar.
Pada saat kami keluar ternyata sudah mulai gelap dan hujan.
Alhasil kami pun hujan-hujan-an di jalanan yang menurut gue sih cukup berbahaya, karena kalau ga hati - hati, habislah.
Kami pun berteduh sejenak di warung sambil menunggu hujan mereda.
Setelah hujan reda, kami kembali pulang untuk beristirahat sejenak.
Kalau ditanya kesan - kesan dari Goa Cereme, gue bakal bilang, "RUARRR BINASAAA!!!"
Yap, ruar binasanya perjalanannya, ruar binasa seremnya, ruar binasa extremenya, dan yang paling masih berasa sih...ruar binasa capeknya!
Pelajaran kalau mau ke Goa Cereme:
- Stretching 5 sampai 10 menit sebelum masuk.
- Jangan membawa barang apapun kecuali senter.
- Bawa senter yang banyak, kalau perlu lo sekalian jualan senter di dalam goa.
- Jika diperlukan, gunakan sepatu. ( Sendal gue hanyut berkali - kali! )
Dan hari kedua ditutup dengan makan malam di Gudeg Tugu.
Siap - siap untuk kepulangan esok hari ke Kota Sejuta Angkot.
Siap - siap untuk kepulangan esok hari ke Kota Sejuta Angkot.
Hari ketiga alias hari terakhir di Kota Gudeg dalam liburan singkat ini pun ditutup dengan jalan sehat sepanjang Malioboro.
Sayangnya karena waktu yang sempit, gagal melepas rindu dengan kakak disana.
Sukses terus untuk kakak buat studi profesinya! Miss you so, Kak Kint!
Berakhir sudah petualangan ala - ala backpacker kali ini.
Sampai jumpa di petualangan selanjutnya!
Thanks Djogja! See you when I see you...