21.9.16

Ketika Tak Semua Bahagia Itu Sederhana

Orang banyak bilang kalau bahagia itu sederhana.
Intinya untuk bahagia kita hanya perlu bersyukur atas apa yang kita miliki. Simple? Yup!
Tapi ternyata dibalik rasa bersyukur ada beberapa kalimat yang menunjang kebahagiaan itu sendiri.

Seperti gue yang menyukai mainan.
Beberapa tahun belakangan gue mulai mengkoleksi beberapa macam mainan baik beli maupun gratisan dari salah satu junkfood ternama.
Bahkan disebut gratisan pun sebenarnya kita ada effort untuk membayar makanannya loh..

Beberapa teman gue agak heran dengan tingkah gue ini; cewek, udah tuir (belum tuir-tuir amat lah yah, baru 17+++ LOL), tapi kalau ke mall pasti harus banget mampir ke toko mainan.
YES I LOVE TOYS!!! Gue suka mainan!!! Tapi gue ga suka dimainin. Halah. Curcol dikit boleh lah ya. HAHAHA.

Beberapa mainan yang gue beli, menurut gue cukup menguras isi dompet.
Itulah mengapa gue katakan ketika tidak semua bahagia itu sederhana.
Butuh kerja keras, usaha dan kesabaran untuk mendapatkan kebahagiaan itu sendiri.
Nabung, beli mainan, happy deh! :D

Kalau dibilang masa kecil gue tidak bahagia, ya enggak juga sih.
Waktu kecil gue hampir selalu mendapatkan mainan yang gue inginkan, walau kadang dengan beberapa embel-embel seperti lebih rajin belajar dan sebagainya.
Mungkin kalau sekarang kan pakai uang sendiri jadi lebih tau bagaimana susahnya cari uang dan usaha mendapatkan kebahagian.

Dari kesukaan gue terhadap mainan tersebut merembet lah kepada hobby yang lain yaitu toy photography.
Yahhh walaupun masih amateur, gue selalu usaha untuk belajar menjadi toy photographer expert kok. Ceileh. Ada amen?

Buat lo yang mau ngintip sekilas ke-amateur-an gue, cekidot on Instagram : @woodyid

Jangan lupa bahagia ya! Hmm.. Lebih tepatnya, jangan lupa berusaha mendapatkan kebahagian ya! :D

7.9.16

Now Karma Come Faster Than Before

Office - 20.45 WIB after meeting.

*gedubrak*

Tumpukan burger, cireng dan beberapa dokumen pun jatuh ke lantai.

"Aduh. Gini nih kalau banyak dosa."

Bukan gue. Itu salah satu manager di group yang baru saja "bekerjasama" (read:iseng) dengan gue untuk menyembunyikan kunci mobil teman gue yang sedang sibuk merapihkan dokumen ke dalam tasnya untuk segera bergegas pulang.

Gue dan teman gue pun puas menertawai kejadian tersebut.

"Baru aja bikin dosa kan, Pak?" celetuk gue yang padahal gue termasuk dalam dosa tersebut. LOL.

"Karma mah sekarang datangnya cepat, Pak! Hahaha." celetuk teman gue yang belum menyadari bahwa kunci mobilnya sedang disembunyikan.

Singkat cerita, teman gue pun menyadari bahwa kuncinya sedang disembunyikan.
Dia dengan cepat mencurigai bahwa Pak Manager lah yang sedang iseng mengerjainya.
Dengan berbagai cara, hingga akhirnya, teman gue beralih meminta gue mengakui bahwa kunci mobilnya ada pada gue.

"Sini, Ciel... Buru..." pinta teman gue untuk segera dikembalikan kuncinya.

"Ih kok aku?? Ini aku mau pamit ya. Dah, Pak! Dah, Ci!" pamit gue kepada mereka lebih dulu, karena kunci mobil tersebut sudah gue oper ke teman gue satunya.

Dengan percaya diri tinggi dan ketidaksabaran gue untuk segera sampai di kasur, gue pun berjalan menuju parkiran.

Dan ternyata, memang now karma come faster than before.

Gue ga bisa pulang karena posisi mobil gue berada di belakang mobil teman gue yang sedang disembunyikan kunci mobilnya itu.

Dengan tampang bodoh bin konyol dalam kepala, gue pun kembali ke ruangan dalam kantor dan mengakui keisengan gue beserta "team".

"HAHAHAHA. TUH KAN KARMA BENAR-BENAR TIDAK MENGENAL TAHUN LAGI, PAK! DETIIIK SEKARANG MAH!" ucap dan tawa teman gue dengan puasnya.

Hingga akhirnya berakhir sudah keisengan yang berkarma hari ini.

Kami semua pun kembali ke rumah masing-masing.

Sampai jumpa di keisengan selanjutnya! :))

Intinya, karma sekarang memang bermain dengan detik bukan lagi hari. So, be wise! LOL.

3.9.16

Jatuh di Hati Yang Tepat

Bagaimana bisa hati ini jatuh kepada seseorang yang sudah memiliki tempat untuk hatinya?
Hey, Cinta!
Jangan lagi kau buat hati yang sudah rapuh ini menjadi hancur kembali
Aku menyusunnya sudah berulang kali
Sekali terakhir ini mungkin bisa mati
Sekali lagi, Cinta...
Kumohon...
Jatuh lah di hati yang tepat