Dalam seminggu, hari yang paling gue tunggu adalah Sabtu. Ya, malam minggu.
Karena di hari itu gue bisa mengistirahatkan sejenak otak gue yang sudah overload.
Hmm.. Dan sekarang hari Sabtu, tepatnya malam minggu.
Ga aneh kalau malam minggu gue ga ada di rumah. Bukan karena gue ga betah di rumah, bukan juga karena gue si anak gaul yang pengen ngeksis.
Tapi memang karena hampir setiap malam minggu gue menghabiskan waktu gue bersama teman - teman SMA.
Ada ga ada tujuan yang penting semua kumpul dulu. Urusan mau kemana let it flow aja.
Yang pasti, nanti perut harus diisi. Hehehe.
Okay, sekarang jam menunjukan pukul 22.37.
C : "Balik yuk!"
A : "Hah? Balik? Jam berapa emang?"
C : "Jam sepuluhan.."
A : "Ya elah.. Bencong aja baru pada dandan.. Pulang jam segini sih bisa diketawain pintu rumah.."
Itulah salah satu percakapan kami. Mau tau salah duanya? Ini dia si jali - jali..
C: "Mau balik sekarang?"
S: "Hmm.. Gimana yah.."
C: "Kenapa lo?"
S: "Kata nyokap, gue belum boleh balik kalau uang jajan gue belum habis.."
Kalau salah tiganya cil? Salah tiganya ada di Jawa Tengah tuh.
Krik krik krik krik~
Dengan posisi khayang di tempat tidur, gue sukses memposting blog ini. So, artinya sekarang gue sedang berada di kamar.
Dan pintu rumah gue bisa dengan puas mentertawai gue yang malam minggu ini cuma ngendok di rumah.
Hoooaammm~
Dari pada pintu kamar ikut - ikutan ngetawain gue, lebih baik gue cabut dulu deh ke pulau kapuk. Goodnight.
Sepenggal Kisah Kini Yang Akan Menjadi Memori di Masa Yang Akan Datang
15.5.10
11.5.10
Hijrah ke Klaten
Tepat pada tanggal 15 - 18 Oktober 2008, gue hijrah ke Klaten alias live in.
Live in adalah salah satu program kegiatan tahunan dari sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kehidupan bermasyarakat setiap siswa. Kegiatan tersebut baru dilaksanakan pertama kali di angkatan gue ( baca: kelinci percobaan ).
Dan saat itu gue tedampar sendirian di sebuah desa kecil yang bernama Desa Jedis.
Bapak gue seorang buruh dan ibu gue seorang tukang jamu.
Rumah mereka benar - benar sederhana dan terasa sekali nuansa pedesaannya.
Tapi gue parno waktu dikasih liat kamar tidur gue selama disana.
Gimana gue ga parno.. Kamar tidur gue lumayan besar, ada dua tempat tidur terpisah, di belakang tempat tidur ada jendela dan yang semakin menjadi - jadi adalah tepat di depan salah satu tempat tidur di kamar gue ada lemari kaca. Dan pada kenyataannya gue hanya tidur seorang diri.
Gue sih ngebayangin kalau waktu malam, gue ga sengaja ngeliat ke arah lemari kaca itu dan tiba - tiba ada sesosok makhluk goib yang nongol ( Anjrit! ). Atau waktu gue tidur ke arah samping dan tiba - tiba di tempat tidur yang kosong ada yang tidur juga. ( Wew! )
Untung semua itu hanya khayalan gue. Hehehe.
Gue merasa seperti anak hilang yang tersesat.
Karena semua teman - teman gue dengan mudah saling berkunjung satu sama lain. Sedangkan gue? Gue ga inget jalan, jarak antara rumah gue dengan rumah teman gue yang satu lingkungan pun cukup jauh.
Tapi keesokan harinya teman - teman gue mulai berdatangan mengunjungi rumah gue dan akhirnya gue pun bisa berkumpul bersama mereka di alun - alun.
Gue menikmati hari - hari gue disana.
Setiap pagi gue bantu ibu jual jamu keliling desa dengan menggunakan sepeda.
Selebihnya, gue mengikuti kegiatan - kegiatan yang diadakan di lingkungan sana, misalnya seperti doa rosario, arisan ibu - ibu, nonton latihan drama dan sebagainya.
Banyak banget pengalaman yang ga bisa dilupakan saat gue di Klaten.
Terutama pengalaman yang berjudul 'Ketika Perut Sedang Tak Bersahabat'.
Di hari ketiga, setelah gue membantu ibu jual jamu, perut gue terasa ga enak.
Itulah awal mula gue eksis di kamar mandi, bolak - balik sampai berapa kali.
Gue udah minum obat tapi tetap terasa ga enak. Sampai pada puncaknya waktu malam hari, sekitar jam 12an, gue menerima panggilan alam, tapi gue takut ke kamar mandi sendiri, karena kalau mau ke kamar mandi harus melewati dapur yang cukup gelap.
Karena gue ga bisa menahan gejolak asmara yang terjadi pada perut gue, gue pun membangunkan ibu, alhasil gue ditemani ibu ke kamar mandi.
Seketika kamar mandi seakan surga dunia. Hahaha.
Setelah gue menunaikan ibadah gue di kamar mandi, ibu pun mengeroki perut gue.
Puji Tuhan gue bisa tidur nyenyak setelah itu.
Keesokan harinya gue harus kembali ke gereja, tempat dimana seluruh siswa berkumpul pertama kali. Itu artinya gue harus berpisah dengan ibu dan bapak.
Walaupun gue bukan anak kandung mereka tapi mereka memperlakukan gue layaknya anak kandung mereka sendiri.
Cuma kata terimakasih yang bisa gue sampaikan pada mereka.
Terimakasih bapak, terimakasih ibu.
Live in adalah salah satu program kegiatan tahunan dari sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kehidupan bermasyarakat setiap siswa. Kegiatan tersebut baru dilaksanakan pertama kali di angkatan gue ( baca: kelinci percobaan ).
Dan saat itu gue tedampar sendirian di sebuah desa kecil yang bernama Desa Jedis.
Bapak gue seorang buruh dan ibu gue seorang tukang jamu.
Rumah mereka benar - benar sederhana dan terasa sekali nuansa pedesaannya.
Tapi gue parno waktu dikasih liat kamar tidur gue selama disana.
Gimana gue ga parno.. Kamar tidur gue lumayan besar, ada dua tempat tidur terpisah, di belakang tempat tidur ada jendela dan yang semakin menjadi - jadi adalah tepat di depan salah satu tempat tidur di kamar gue ada lemari kaca. Dan pada kenyataannya gue hanya tidur seorang diri.
Gue sih ngebayangin kalau waktu malam, gue ga sengaja ngeliat ke arah lemari kaca itu dan tiba - tiba ada sesosok makhluk goib yang nongol ( Anjrit! ). Atau waktu gue tidur ke arah samping dan tiba - tiba di tempat tidur yang kosong ada yang tidur juga. ( Wew! )
Untung semua itu hanya khayalan gue. Hehehe.
Gue merasa seperti anak hilang yang tersesat.
Karena semua teman - teman gue dengan mudah saling berkunjung satu sama lain. Sedangkan gue? Gue ga inget jalan, jarak antara rumah gue dengan rumah teman gue yang satu lingkungan pun cukup jauh.
Tapi keesokan harinya teman - teman gue mulai berdatangan mengunjungi rumah gue dan akhirnya gue pun bisa berkumpul bersama mereka di alun - alun.
Gue menikmati hari - hari gue disana.
Setiap pagi gue bantu ibu jual jamu keliling desa dengan menggunakan sepeda.
Selebihnya, gue mengikuti kegiatan - kegiatan yang diadakan di lingkungan sana, misalnya seperti doa rosario, arisan ibu - ibu, nonton latihan drama dan sebagainya.
Banyak banget pengalaman yang ga bisa dilupakan saat gue di Klaten.
Terutama pengalaman yang berjudul 'Ketika Perut Sedang Tak Bersahabat'.
Di hari ketiga, setelah gue membantu ibu jual jamu, perut gue terasa ga enak.
Itulah awal mula gue eksis di kamar mandi, bolak - balik sampai berapa kali.
Gue udah minum obat tapi tetap terasa ga enak. Sampai pada puncaknya waktu malam hari, sekitar jam 12an, gue menerima panggilan alam, tapi gue takut ke kamar mandi sendiri, karena kalau mau ke kamar mandi harus melewati dapur yang cukup gelap.
Karena gue ga bisa menahan gejolak asmara yang terjadi pada perut gue, gue pun membangunkan ibu, alhasil gue ditemani ibu ke kamar mandi.
Seketika kamar mandi seakan surga dunia. Hahaha.
Setelah gue menunaikan ibadah gue di kamar mandi, ibu pun mengeroki perut gue.
Puji Tuhan gue bisa tidur nyenyak setelah itu.
Keesokan harinya gue harus kembali ke gereja, tempat dimana seluruh siswa berkumpul pertama kali. Itu artinya gue harus berpisah dengan ibu dan bapak.
Walaupun gue bukan anak kandung mereka tapi mereka memperlakukan gue layaknya anak kandung mereka sendiri.
Cuma kata terimakasih yang bisa gue sampaikan pada mereka.
Terimakasih bapak, terimakasih ibu.
7.5.10
Mimpi Bersandarkan Senyum
Aku mulai merebahkan kepalaku
Kusandarkan seluruh keluh kesahku kepada gemerlap bintang di langit
Akan terus aku pandangi sampai aku dapat tertidur lelap
Aku berharap,
Kaupun dapat merasakan malam ini
Malam penuh keindahan
Berjuta makna yang terpendam
Dalam kebahagiaan
Tanpa ada lagi sepi yang kelam
Biar, bulan di atas sanapun
Yang menyinari hatimu
Terus dan terus
Rasakanlah perlahan - lahan
Dan kaupun akan melihat
Seberkas cinta
Resapilah..
Aku pun akan tersenyum
Karena bulan akan membentuk senyumku
Sehingga malam ini kau akan tertidur lelap
Dengan mimpi indah bersandarkan senyumku
Kusandarkan seluruh keluh kesahku kepada gemerlap bintang di langit
Akan terus aku pandangi sampai aku dapat tertidur lelap
Aku berharap,
Kaupun dapat merasakan malam ini
Malam penuh keindahan
Berjuta makna yang terpendam
Dalam kebahagiaan
Tanpa ada lagi sepi yang kelam
Biar, bulan di atas sanapun
Yang menyinari hatimu
Terus dan terus
Rasakanlah perlahan - lahan
Dan kaupun akan melihat
Seberkas cinta
Resapilah..
Aku pun akan tersenyum
Karena bulan akan membentuk senyumku
Sehingga malam ini kau akan tertidur lelap
Dengan mimpi indah bersandarkan senyumku
6.5.10
Tentang Hidup
John Gardner says, "Life is the art of drawing without an eraser".
Agree to the max om John!
Itulah kenapa kata penyesalan itu ada.
Sedikit share, gue pernah berbuat kesalahan yang menurut gue sih biasa aja tapi dampaknya itu ga bisa biasa.
Kalau ditanya nyesel apa ga karena pernah berbuat kesalahan sedemikian rupa ya gue jawab gue nyesel. Tapi gue meresponinya dengan positif ( gue sudah benar - benar pasrah dan cuma bisa depend on God ), gue bersyukur gue berbuat kesalahan di tempoe kemarin, karena dari kesalahan itu gue bisa belajar banyak hal.
Intinya, menurut gue hidup itu bukan untuk disesali tapi untuk disyukuri.
Bersyukur dalam segala hal, bersyukur atas apapun yang terjadi di dalam hidup kita, karena dengan bersyukur itu artinya kita bisa menghargai hidup yang kita miliki.
Agree to the max om John!
Itulah kenapa kata penyesalan itu ada.
Sedikit share, gue pernah berbuat kesalahan yang menurut gue sih biasa aja tapi dampaknya itu ga bisa biasa.
Kalau ditanya nyesel apa ga karena pernah berbuat kesalahan sedemikian rupa ya gue jawab gue nyesel. Tapi gue meresponinya dengan positif ( gue sudah benar - benar pasrah dan cuma bisa depend on God ), gue bersyukur gue berbuat kesalahan di tempoe kemarin, karena dari kesalahan itu gue bisa belajar banyak hal.
Intinya, menurut gue hidup itu bukan untuk disesali tapi untuk disyukuri.
Bersyukur dalam segala hal, bersyukur atas apapun yang terjadi di dalam hidup kita, karena dengan bersyukur itu artinya kita bisa menghargai hidup yang kita miliki.
5.5.10
Harapan Yang Tak Pernah Mati
Semenjak gue kecil, gue sangat mengidolakan nyokap.
Nyokap adalah seorang wanita yang mandiri, yang tidak selalu bergantung pada bokap atau siapapun.
Dan tentu saja, gue pingin banget jadi seperti nyokap gue.
Di masa SMP, gue bercita - cita menjadi seorang psikolog, alasannya karena gue seneng banget mengenali kepribadian seseorang terutama diri gue sendiri. Tapi cita - cita gue musnah begitu saja ketika nyokap tidak menyetujui keinginan gue itu.
Tapi gue ga menyerah, gue tetap berpegang teguh pada pendirian gue.
Seiring berjalannya waktu, cita - cita gue menjadi psikolog pun hilang dengan sendirinya.
Pencarian jati diri dimulai.
Gue belajar mengenal diri gue sendiri, apa yang gue bisa, apa yang gue suka.
Karena kata nyokap, kalo kita bekerja sesuai dengan apa yang kita sukai, kita pasti menikmati pekerjaan itu.
Sampailah di penghujung tahun ajaran gue di SMA, dimana gue sudah harus mencari universitas untuk melanjutkan pendidikan gue.
Pas lagi edufair di sekolah gue, gue dan nyokap mengunjungi salah satu stand universitas di Bandung.
Gue dikasih beberapa brosur fakultas yang ada di universitas mereka.
Jreng jreng!! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik alias FISIP.
Hmm.. Nampaknya gue tertarik. Dan lo tau apa jurusan yang akan gue ambil? Hubungan International alias HI. Cakep ga sih?
Tapi lagi - lagi cita - cita gue pupus.
Nyokap ga setuju gue ambil jurusan itu.
Gue udah hopeless.
Tiba - tiba nyokap nanya dimana stand Akademi Sekretari yang dia maksud.
Ya, memang sebenarnya dari dulu nyokap berkeinginan masukin gue ke kampus itu.
Tapi setelah difikir - fikir emang gue pingin banget bisa kaya nyokap gue sih.
Nyokap pun menanyakan masalah biaya, masalah perkuliahan disana. Dan.. YA! Keputusan sudah bulat, gue akan melanjutkan pendidikan gue di kampus itu.
Hari demi hari terlewati, tibalah saat test masuk.
Easy lah yah.. Weits! Tunggu dulu. Kok semakin lama, bahasanya jadi bahasa dewa semua. Entah lah.. Gue pasrah dan berserah.
Beberapa minggu kemudian pengumuman pun keluar dan gue dinyatakan berhasil mengikuti test untuk masuk di Akademi Sekretari itu.
Tahap selanjutnya gue cari kost'an bareng temen gue.
Semuanya urusan perkuliahan sudah beres.
Gue hanya tinggal menanti hari - hari baru gue.
Lagi, lagi dan lagi apa yang sudah gue impikan hancur begitu saja.
Kali ini gue benar - benar terpukul.
Karena satu dan lain hal, gue harus mengundurkan diri dari kampus tersebut.
Gue bingung banget harus kuliah dimana, karena waktunya sudah benar - benar mepet, gue ga tau kampus mana yang masih buka pendaftaran.
Ternyata masih ada kampus yang masih buka pendaftaran untuk mahasiswa baru.
Dan pada akhirnya gue nyasar di kampus gue sekarang, kampus yang ga pernah gue minatin untuk melanjutkan pendidikan gue disana.
Gue ga pernah nyangka semuanya bakal seribet ini.
Cita - cita dan harapan gue sempat terpukul jatuh.
Tapi gue percaya, Tuhan pasti merancangkan yang indah buat masa depan gue, sekalipun di depan mata gue semua terlihat begitu pahit dan menyakitkan.
Yang gue tau sekarang, gue masih punya cita - cita, harapan dan masa depan. Dan semua itu masih perlu perjuangan yang panjang. :)
Nyokap adalah seorang wanita yang mandiri, yang tidak selalu bergantung pada bokap atau siapapun.
Dan tentu saja, gue pingin banget jadi seperti nyokap gue.
Di masa SMP, gue bercita - cita menjadi seorang psikolog, alasannya karena gue seneng banget mengenali kepribadian seseorang terutama diri gue sendiri. Tapi cita - cita gue musnah begitu saja ketika nyokap tidak menyetujui keinginan gue itu.
Tapi gue ga menyerah, gue tetap berpegang teguh pada pendirian gue.
Seiring berjalannya waktu, cita - cita gue menjadi psikolog pun hilang dengan sendirinya.
Pencarian jati diri dimulai.
Gue belajar mengenal diri gue sendiri, apa yang gue bisa, apa yang gue suka.
Karena kata nyokap, kalo kita bekerja sesuai dengan apa yang kita sukai, kita pasti menikmati pekerjaan itu.
Sampailah di penghujung tahun ajaran gue di SMA, dimana gue sudah harus mencari universitas untuk melanjutkan pendidikan gue.
Pas lagi edufair di sekolah gue, gue dan nyokap mengunjungi salah satu stand universitas di Bandung.
Gue dikasih beberapa brosur fakultas yang ada di universitas mereka.
Jreng jreng!! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik alias FISIP.
Hmm.. Nampaknya gue tertarik. Dan lo tau apa jurusan yang akan gue ambil? Hubungan International alias HI. Cakep ga sih?
Tapi lagi - lagi cita - cita gue pupus.
Nyokap ga setuju gue ambil jurusan itu.
Gue udah hopeless.
Tiba - tiba nyokap nanya dimana stand Akademi Sekretari yang dia maksud.
Ya, memang sebenarnya dari dulu nyokap berkeinginan masukin gue ke kampus itu.
Tapi setelah difikir - fikir emang gue pingin banget bisa kaya nyokap gue sih.
Nyokap pun menanyakan masalah biaya, masalah perkuliahan disana. Dan.. YA! Keputusan sudah bulat, gue akan melanjutkan pendidikan gue di kampus itu.
Hari demi hari terlewati, tibalah saat test masuk.
Easy lah yah.. Weits! Tunggu dulu. Kok semakin lama, bahasanya jadi bahasa dewa semua. Entah lah.. Gue pasrah dan berserah.
Beberapa minggu kemudian pengumuman pun keluar dan gue dinyatakan berhasil mengikuti test untuk masuk di Akademi Sekretari itu.
Tahap selanjutnya gue cari kost'an bareng temen gue.
Semuanya urusan perkuliahan sudah beres.
Gue hanya tinggal menanti hari - hari baru gue.
Lagi, lagi dan lagi apa yang sudah gue impikan hancur begitu saja.
Kali ini gue benar - benar terpukul.
Karena satu dan lain hal, gue harus mengundurkan diri dari kampus tersebut.
Gue bingung banget harus kuliah dimana, karena waktunya sudah benar - benar mepet, gue ga tau kampus mana yang masih buka pendaftaran.
Ternyata masih ada kampus yang masih buka pendaftaran untuk mahasiswa baru.
Dan pada akhirnya gue nyasar di kampus gue sekarang, kampus yang ga pernah gue minatin untuk melanjutkan pendidikan gue disana.
Gue ga pernah nyangka semuanya bakal seribet ini.
Cita - cita dan harapan gue sempat terpukul jatuh.
Tapi gue percaya, Tuhan pasti merancangkan yang indah buat masa depan gue, sekalipun di depan mata gue semua terlihat begitu pahit dan menyakitkan.
Yang gue tau sekarang, gue masih punya cita - cita, harapan dan masa depan. Dan semua itu masih perlu perjuangan yang panjang. :)
4.5.10
Social1st
Orang bilang masa SMA itu adalah masa - masa paling indah.
Ya, gue setuju dengan kalimat di atas. Masa SMA gue dipenuhi dengan berbagai macam cerita. Cerita cinta dan cerita persahabatan.
Selama dua tahun, gue menghuni di sebuah kelas yang dinamakan Social1st.
Kelas yang katanya rusuh, ga bisa diatur, selalu bikin ribut. (masyasyi..??)
Mau tau kaya apa Social1st?
Cekidot!
Social1st adalah KELAS IBU KOTA yang mengawali karir pada tahun ajaran 2007/2008, yang dikepalai oleh chandra 'KK TERGANTENG' sang ketua OSIS pada masanya, dan diwakilkan oleh kiki 'PELOR'.
Semenjak tahun ajaran 2008/2009, kepemimpinan Social1st dipindah tangankan kepada edo 'TANAMAN', dan diwakilkan oleh 'KOMANDAN' kita martinus.
Social1st dihuni oleh manusia - manusia ajaib, dari yang kecil sampe yang besar, dari yang kerdil sampe yang setinggi tiang listrik, dari yang pemalu sampe yang ga tau malu, dari yang pendiam sampe yang nonstop, dari yang cupu sampe yang gaol geelaa, dari yang males sampe yang rajin, dari yang bersuara kecil sampe yang toa, dari yang sebatang korek api sampe yg segede karung beras, semua hanya bisa anda dapatkan di social1st.
Langsung aja gue perkenalkan pernonil Social1st:
'HAJI' aaron, andri 'BODAT', ina 'BASO', ika 'BOJONG', inggrid 'KUPING', dian 'BURAS', catherine 'WEW', cicil 'JAKUN', adit 'PERUT', anes 'KEBO', sugih 'DARNO', 'TANTE' sisca, atem 'KOREK API', nina 'BOBO', berto 'BOLANG', erik 'SBASTIAN', CM 'MR.COOL', novi 'PULSA', prita 'HORROR', jevon 'MORMON', vel 'IBU AKUN', there 'HUTAN', olin 'BOLA', syara 'LOLA', anna 'INDIA', riko 'BOGEL', eas 'TONGGER', chtistine 'BERKAWAT', ryan 'POLITIKUS', fero 'GENG NERO', eunike 'MISTERIUS', laras 'IBU PASUS'.
Dan sekarang genap satu tahun terhitung semenjak dinyatakan LULUS dari masa - masa yang paling indah ( SMA ).
Dua tahun bersama, aku mulai mengenal kamu dan kamu mengenal aku.
Kita saling mengenal satu sama lain.
Kita saling berbagi kisah, suka duka pun menjadi bagian di dalamnya.
Canda tawa menghiasi hari - hari yang kita lewati.
Walaupun terkadang perselisihan, perdebatan, perbedaan pendapat harus ikut dalam cerita kita. Ya, tapi itu lah saat dimana kita menunjukan pada dunia betapa hebatnya kita.
Ya, gue setuju dengan kalimat di atas. Masa SMA gue dipenuhi dengan berbagai macam cerita. Cerita cinta dan cerita persahabatan.
Selama dua tahun, gue menghuni di sebuah kelas yang dinamakan Social1st.
Kelas yang katanya rusuh, ga bisa diatur, selalu bikin ribut. (masyasyi..??)
Mau tau kaya apa Social1st?
Cekidot!
Social1st adalah KELAS IBU KOTA yang mengawali karir pada tahun ajaran 2007/2008, yang dikepalai oleh chandra 'KK TERGANTENG' sang ketua OSIS pada masanya, dan diwakilkan oleh kiki 'PELOR'.
Semenjak tahun ajaran 2008/2009, kepemimpinan Social1st dipindah tangankan kepada edo 'TANAMAN', dan diwakilkan oleh 'KOMANDAN' kita martinus.
Social1st dihuni oleh manusia - manusia ajaib, dari yang kecil sampe yang besar, dari yang kerdil sampe yang setinggi tiang listrik, dari yang pemalu sampe yang ga tau malu, dari yang pendiam sampe yang nonstop, dari yang cupu sampe yang gaol geelaa, dari yang males sampe yang rajin, dari yang bersuara kecil sampe yang toa, dari yang sebatang korek api sampe yg segede karung beras, semua hanya bisa anda dapatkan di social1st.
Langsung aja gue perkenalkan pernonil Social1st:
'HAJI' aaron, andri 'BODAT', ina 'BASO', ika 'BOJONG', inggrid 'KUPING', dian 'BURAS', catherine 'WEW', cicil 'JAKUN', adit 'PERUT', anes 'KEBO', sugih 'DARNO', 'TANTE' sisca, atem 'KOREK API', nina 'BOBO', berto 'BOLANG', erik 'SBASTIAN', CM 'MR.COOL', novi 'PULSA', prita 'HORROR', jevon 'MORMON', vel 'IBU AKUN', there 'HUTAN', olin 'BOLA', syara 'LOLA', anna 'INDIA', riko 'BOGEL', eas 'TONGGER', chtistine 'BERKAWAT', ryan 'POLITIKUS', fero 'GENG NERO', eunike 'MISTERIUS', laras 'IBU PASUS'.
Dan sekarang genap satu tahun terhitung semenjak dinyatakan LULUS dari masa - masa yang paling indah ( SMA ).
Dua tahun bersama, aku mulai mengenal kamu dan kamu mengenal aku.
Kita saling mengenal satu sama lain.
Kita saling berbagi kisah, suka duka pun menjadi bagian di dalamnya.
Canda tawa menghiasi hari - hari yang kita lewati.
Walaupun terkadang perselisihan, perdebatan, perbedaan pendapat harus ikut dalam cerita kita. Ya, tapi itu lah saat dimana kita menunjukan pada dunia betapa hebatnya kita.
Langganan:
Postingan (Atom)